SURVEY VEKTOR MALARIA
Desa Gunung Kuripan, Kec.Pengandonan, Kab.OKU, Prov.Sumsel
Tgl 13-18 April 2015
A.
LATAR
BELAKANG
1.
Dasar
Hukum
Didalam keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 374/ Menkes/ Per/ III/ 2010 tentang Pengendalian
vektor yang menyebutkan bahwa untuk mengetahui
jenis vektor yang beresiko menularkan penyakit maka perlu dilakukan survey
vektor.
Survey vektor merupakan semua kegiatan atau tindakan yang
ditujukan untuk mengidentifikasi jenis vektor sehingga dapat diketahui resiko
untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah dan
menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit dapat
dicegah. Survey vektor dapat dilakukan dengan metode penangkapan nyamuk,
perlakuan dan identifikasi.
2.
Gambaran
Umum Singkat
Kabupaten Ogan Komering Ulu
(OKU) merupakan salah satu daerah endemis malaria yang ada di Provinsi Sumatera
Selatan. Berdasarkan laporan penemuan kasus malaria tahun 2014 ditemukan 5.778
kasus klinis dengan jumlah positif sebanyak 515 kasus (API 1,5 per 1000 pddk).
Kecamatan Pengandonan sebagai bagian dari Kab.OKU termasuk wilayah dengan kasus
malaria sedang (Medium Case Incidence)
dengan API 1,7 per 1000 pddk. Dari wilayah kecamatan tersebut, Desa Gunung
Kuripan termasuk desa mempunyai riwayat endemis merah pada tahun 2013 dengan
API = 22 per 1000 penduduk.
Kondisi
geografis Desa Gunung Kuripan di Kecamatan Pengandonan yang terdiri dari
persawahan, perkebunan dan hutan merupakan habitat alami dari vektor nyamuk
Anopheles. Dengan kondisi geografis tersebut dan
ditemukannya kasus malaria di desa setempat, maka perlu dilakukan survey vektor sebagai salah satu upaya peningkatan informasi dan data terbaru tentang keberadaan
vektor yang kemungkinan dapat menimbilkan penularan malaria
setempat.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
-
Mendapatkan
informasi dan data vektor nyamuk potensial penular penyakit
di Desa Kuripan, Kecamatan Pengandonan, Kab.OKU, Prov.Sumsel
2. Tujuan Khusus
- Menurunkan populasi vektor hingga ke batas yang tidak
berisiko bagi manusia.
- Memudahkan pelaksanaan pemberantasan penyakit di lokasi
yang mempunyai vektor potensial
C.
Pengertian dan Ruang Lingkup
1. Pengertian
a. Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan,
memindahkan dan atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia.
b. Survey vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang
ditujukan untuk mengidentifikasi genera vektor di suatu wilayah untuk
menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit dapat
dicegah
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan meliputi kegiatan Survey vektor.
D.
Metode dan Langkah-langkah
- Metode
a.
Malam hari
Kegiatan lapangan penangkapan nyamuk Anopheles
dewasa dilakukan dengan 1 lokasi (rumah) 2 orang penangkap nyamuk :
-
1 orang di luar rumah dengan
waktu penangkapan 40 menit umpan badan di luar rumah, 10 menit di sekitar
kandang, 10 menit istrihat.
-
1 orang penangkapan nyamuk
dengan umpan badan di dalam rumah selama 40 menit, 10 menit di dinding dalam
rumah, 10 menit istirahat.
b.
Pagi hari
Dilakukan penangkapan
nyamuk dewasa yang istirahat (resting)
di sekitar rumah dan penangkapan nyamuk di sekitar kandang. Penangkapan larva
dilakukan di sekitar pemukiman warga berupa kolam dan persawahan, serta
kubangan air di sekitar kandang ternak kerbau/sapi.
- Langkah-langkah
a. Persiapan pelaksana, bahan dan alat
·
Pelaksana
-
1 orang Staf Subdit Vektor
Dirjen PP&PL Kemenkes RI
-
1 orang Staf BTKL Palembang
-
1 orang Pengelola Program
Malaria Dinkes Prov.Sumsel
-
2 orang Petugas Dinkes
Kab.OKU
-
2 orang Petugas Puskesmas
Pengandonan
-
2 orang penangkap nyamuk (collector)
·
Alat /bahan yang digunakan :
-
Mikroskop stereo
-
Aspirator
-
Paper cup
-
Kain kasa
-
Karet gelang
-
Kapas
-
Alcohol
-
Chloroform
-
Petridish
-
Pinset
-
Jarum seksio
-
Cryo tube
-
Botol larva
-
Senter
-
Cidukan larva
-
lembar hasil penangkapan
nyamuk.
b. Penentuan lokasi penangkapan nyamuk
Lokasi penangkapan larva dan nyamuk dewasa
terdiri 2 (dua) lokasi dimana terdapat ternak di sekitar pemukiman.
c. Pelaksanaan survey
Penangkapan larva dilakukan pada pagi hari,
sedangkan penangkapan nyamuk dilakukan pada malam hari dari pukul 19.00 sd
24.00 WIB.
d. Identifikasi nyamuk
Identifikasi dilakukan menggunakan mikroskop
stereo.
E. HASIL PENANGKAPAN
NYAMUK
Kondisi geografis Desa Gunung Kuripan di
Kecamatan Pengandonan yang terdiri dari persawahan, perkebunan dan hutan
merupakan habitat alami dari vektor nyamuk Anopheles. Adanya ternak di sekitar
pemukiman dapat menimbulkan keberadaan nyamuk Anopheles. Selain itu, keberadaan
kolam dan genangan di sekitar kandang ternak juga dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk.
Berdasarkan hasil penangkapan nyamuk yang
dilakukan di Desa Gunung Kuripan pada malam dan pagi hari telah didapatkan beragam jenis nyamuk, berupa Aedes, Culex dan Anopheles. Untuk jenis
Anopheles dengan beragam spesies, diantaranya : An.vagus, An.barbirostris, An.kochi,An.anularis, An.separatus dan An.nigerrimus.
Larva Anopheles juga ditemukan di
genangan air/ kolam di sekitar kandang ternak dan pemukiman warga.
Dengan
banyaknya larva dan nyamuk Anopheles dewasa yang ditemukan di sekitar pemukiman
serta adanya kasus malaria pada warga setempat, maka dikhawatirkan terjadinya
penularan malaria setempat. Hal ini perlu ,mendapatkan perhatian dari warga
setempat melalui perangkat desa dan pemerintah daerah setempat.
F. REKOMENDASI
Sehubungan
dengan ditemukannya larva dan nyamuk Anopheles di Desa Gunung Kuripan, maka
dapat diusulkan beberapa rekomendasi upaya pencegahan penularan malaria sebagai
berikut ;
1. Modifikasi
Lingkungan
Dilakukan dengan
menimbun genangan air, mengalirkan air kolam ke parit yang mengalir dan membersihkan
rumput/ tanaman air di sekitar pemukiman warga.
2. Pengendalian
Biologis
Jika tidak
memungkinkan untuk menimbun genangan air/ kolam, maka dapat dilakukan dengan
menebar ikan pemakan larva yaitu ikan lokal (sepat,betok), ikan gupi, nila atau
mujair.
3. Pengendalian
Kimia
Merupakan pilihan
terakhir dari pengendalian, yaitu dengan menabur larvasida pembasmi jentik
Anopheles. Larvasida yang digunakan berupa Altosid (metophrene 1,5%).
No comments:
Post a Comment