Monday, 28 December 2015

Survey Vektor Malaria 2015

SURVEY VEKTOR MALARIA 
Desa Gunung Kuripan, Kec.Pengandonan, Kab.OKU, Prov.Sumsel
Tgl 13-18 April 2015



A.      LATAR BELAKANG
1.          Dasar Hukum
Didalam keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor  374/ Menkes/ Per/ III/ 2010 tentang Pengendalian  vektor yang menyebutkan bahwa untuk mengetahui jenis vektor yang beresiko menularkan penyakit maka perlu dilakukan survey vektor.
Survey vektor merupakan semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk mengidentifikasi jenis vektor sehingga dapat diketahui resiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah dan menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit dapat dicegah. Survey vektor dapat dilakukan dengan metode penangkapan nyamuk, perlakuan dan identifikasi.

2.        Gambaran Umum Singkat
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) merupakan salah satu daerah endemis malaria yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan laporan penemuan kasus malaria tahun 2014 ditemukan 5.778 kasus klinis dengan jumlah positif sebanyak 515 kasus (API 1,5 per 1000 pddk). Kecamatan Pengandonan sebagai bagian dari Kab.OKU termasuk wilayah dengan kasus malaria sedang (Medium Case Incidence) dengan API 1,7 per 1000 pddk. Dari wilayah kecamatan tersebut, Desa Gunung Kuripan termasuk desa mempunyai riwayat endemis merah pada tahun 2013 dengan API = 22 per 1000 penduduk.
Kondisi geografis Desa Gunung Kuripan di Kecamatan Pengandonan yang terdiri dari persawahan, perkebunan dan hutan merupakan habitat alami dari vektor nyamuk Anopheles. Dengan kondisi geografis tersebut dan ditemukannya kasus malaria di desa setempat, maka perlu dilakukan survey vektor  sebagai salah satu upaya peningkatan informasi dan data terbaru tentang keberadaan vektor yang kemungkinan dapat menimbilkan  penularan malaria setempat.

B.       Tujuan
1.    Tujuan Umum
-       Mendapatkan informasi dan data vektor nyamuk potensial penular penyakit di Desa Kuripan, Kecamatan Pengandonan, Kab.OKU, Prov.Sumsel
2.    Tujuan Khusus
-       Menurunkan populasi vektor hingga ke batas yang tidak berisiko bagi manusia.
-       Memudahkan pelaksanaan pemberantasan penyakit di lokasi yang mempunyai vektor potensial

C.      Pengertian dan Ruang Lingkup
1.    Pengertian
a.     Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia.
b. Survey vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk mengidentifikasi genera vektor di suatu wilayah untuk menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit dapat dicegah
2.    Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan meliputi kegiatan Survey vektor.

D.    Metode dan Langkah-langkah
  1. Metode
a.    Malam hari
Kegiatan lapangan penangkapan nyamuk Anopheles dewasa dilakukan dengan 1 lokasi (rumah) 2 orang penangkap nyamuk :
-          1 orang di luar rumah dengan waktu penangkapan 40 menit umpan badan di luar rumah, 10 menit di sekitar kandang, 10 menit istrihat.
-          1 orang penangkapan nyamuk dengan umpan badan di dalam rumah selama 40 menit, 10 menit di dinding dalam rumah, 10 menit istirahat.
b.    Pagi hari
Dilakukan penangkapan nyamuk dewasa yang istirahat (resting) di sekitar rumah dan penangkapan nyamuk di sekitar kandang. Penangkapan larva dilakukan di sekitar pemukiman warga berupa kolam dan persawahan, serta kubangan air di sekitar kandang ternak kerbau/sapi.

  1. Langkah-langkah
a.    Persiapan pelaksana, bahan dan alat
·      Pelaksana
-       1 orang Staf Subdit Vektor Dirjen PP&PL Kemenkes RI
-       1 orang Staf BTKL Palembang
-       1 orang Pengelola Program Malaria Dinkes Prov.Sumsel
-       2 orang Petugas Dinkes Kab.OKU
-       2 orang Petugas Puskesmas Pengandonan
-       2 orang penangkap nyamuk (collector)
·      Alat /bahan yang digunakan :
-          Mikroskop stereo
-          Aspirator
-          Paper cup
-          Kain kasa
-          Karet gelang
-          Kapas
-          Alcohol
-          Chloroform
-          Petridish
-          Pinset
-          Jarum seksio
-          Cryo tube  
-          Botol larva
-          Senter
-          Cidukan larva
-          lembar hasil penangkapan nyamuk.
b.    Penentuan lokasi penangkapan nyamuk
Lokasi penangkapan larva dan nyamuk dewasa terdiri 2 (dua) lokasi dimana terdapat ternak di sekitar pemukiman.
c.    Pelaksanaan survey
Penangkapan larva dilakukan pada pagi hari, sedangkan penangkapan nyamuk dilakukan pada malam hari dari pukul 19.00 sd 24.00 WIB.
d.    Identifikasi nyamuk
Identifikasi dilakukan menggunakan mikroskop stereo.


 


E. HASIL PENANGKAPAN NYAMUK
Kondisi geografis Desa Gunung Kuripan di Kecamatan Pengandonan yang terdiri dari persawahan, perkebunan dan hutan merupakan habitat alami dari vektor nyamuk Anopheles. Adanya ternak di sekitar pemukiman dapat menimbulkan keberadaan nyamuk Anopheles. Selain itu, keberadaan kolam dan genangan di sekitar kandang ternak juga dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.


Berdasarkan hasil penangkapan nyamuk yang dilakukan di Desa Gunung Kuripan pada malam dan pagi hari  telah didapatkan beragam jenis nyamuk, berupa Aedes, Culex dan Anopheles. Untuk jenis Anopheles dengan beragam spesies, diantaranya : An.vagus, An.barbirostris, An.kochi,An.anularis, An.separatus dan An.nigerrimus.  Larva Anopheles juga ditemukan di genangan air/ kolam di sekitar kandang ternak dan pemukiman warga.

Dengan banyaknya larva dan nyamuk Anopheles dewasa yang ditemukan di sekitar pemukiman serta adanya kasus malaria pada warga setempat, maka dikhawatirkan terjadinya penularan malaria setempat. Hal ini perlu ,mendapatkan perhatian dari warga setempat melalui perangkat desa dan pemerintah daerah setempat.

F. REKOMENDASI
Sehubungan dengan ditemukannya larva dan nyamuk Anopheles di Desa Gunung Kuripan, maka dapat diusulkan beberapa rekomendasi upaya pencegahan penularan malaria sebagai berikut ;
1.    Modifikasi Lingkungan
Dilakukan dengan menimbun genangan air, mengalirkan air kolam ke parit yang mengalir dan membersihkan rumput/ tanaman air di sekitar pemukiman warga.
2.    Pengendalian Biologis
Jika tidak memungkinkan untuk menimbun genangan air/ kolam, maka dapat dilakukan dengan menebar ikan pemakan larva yaitu ikan lokal (sepat,betok), ikan gupi, nila atau mujair.
3.    Pengendalian Kimia

Merupakan pilihan terakhir dari pengendalian, yaitu dengan menabur larvasida pembasmi jentik Anopheles. Larvasida yang digunakan berupa Altosid (metophrene 1,5%).

No comments:

Post a Comment