Penggunaan kelambu berinsektisida di
beberapa negara di Arfika telah berhasil menurunkan angka kesakitan malaria
rata-rata 44%, menurunkan angka kelahiran bayi dengan berat badan rendah
rata-rata 23%, menurunkan angka keguguran pada kehamilan trismester pertama
sampai keempat sebesar 33%, menurunkan angka parasitemia pada plasenta dari
seluruh kehamilan sebesar 23%. Dalam kurun waktu 2003-2008 telah
didistribusikan 4 juta kelambu yang dapat melindungi 8-12 juta jiwa (WHO, 2014).

LLINs
yang dibuat dengan mencampur Permethrin dalam serat benang Polyethylene dengan
dosis 1000 mg/m2. Proporsi insektisida pada permukaan serat benang
hanya kecil, sekitar 2-5%. Insektisida yang hilang/terlepas karena pemakaian
atau pencucian akan digantikan secara bertahap melalui difusi Permethrin dari
dalam serat benang, sehingga kelambu tetap efektif.
LLINs
yang dibuat dengan Deltamethrin pada serat polyester dengan dosis 55mg/m2,
sedangkan LLINs dengan melapiskan
Alphacypermethrin pada serat benang polyesther digunakan dosis 200 mg/m2.15
WHO
merekomendasikan beberapa jenis LLINs antara
lain Permanet 2.0 (Delthamethrin), Olyset Net (Permethrin), Interceptor (Alpha
Cypermethrin) dan Duranet (Alpha Cypermethrin).
Sejak tahun 2012 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan telah mendistribusikan LLINs bagi ibu hamil dengan berbagai merk antara
lain Permanet (deltamethrin) dan Olyset (permethrin). Pahun 2016 telah
dilakukan distribusi LLINs massal
fokus di desa endemis malaria dengan merk Interceptor (alpha cypermethrin)
sebanyak 80.000 buah, untuk 82 desa/kelurahan dengan kasus malaria tertinggi di
6 Kabupaten/Kota endemis malaria yaitu Lahat, Lubuk Linggau, Musi Banyuasin,
Musi Rawas, Muara Enim dan Ogan Komering Ulu.
Untuk kegiatan monitoring keefektifan /efikasi
penggunaan kelambu anti nyamuk dilaksanakan secara berkala setiap 6 bulan atau
1 tahun (Kemenkes RI, 2016).